Senin, 08 Juni 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta begitu dekat dengan kita. Kita tinggal dan hidup bergantung pada alam semesta. Di alam semesta banyak ditemukan tanda-tanda kebesaran Tuhan yang dapat kita pelajari. Begitu luasnya alam semesta sehingga tak seorangpun manusia yang mampu melihat secara lengkap isi alam semesta. Oleh karena itu, alam semesta dikatakan tak terbatas.
Banyak yang kita pelajari dari alam semesta, bahkan kita dianjurkan untuk mempelajari alam semesta ini seluas-luasnya. Sebagai manusia pastilah kita berpikir bagaimana alam semesta ini terjadi. Teori-teori yang muncul tentang asal muasal alam semesta, seperti teori Big Bang, teori Dua Bintang yang Bertabrakan, membuat alam semesta semakin menarik untuk dipelajari.
Banyak orang yang belum mengetahui hakekat alam semesta. Alam semesta sebenarnya tersusun secara hierarkis yaitu bertingkat-tingkat. Dengan tingkatan tertinggi adalah Allah dan tingkatan terendah adalah manusia. Namun, selama ini banyak orang yang beranggapan alam semesta terjadi tanpa tingkatan, orang tersebut mengira alam semesta terjadi secara tiba-tiba.
Sebagai manusia kita harus mengetahui untuk apa manusia diturunkan ke muka bumi. Seperti yang diterangkan dalam Al Quran, manusia memiliki tugas selain menyembah Allah juga sebagai khalifah di bumi ini. Sehingga manusia berhubungan dengan alam baik dalam hubungannya yang fungsional maupun hubunganny yang histories.

B. Rumusan Masalah
“ Bagaiman pandangan islam terhadap alam semesta?”
“ Apa kewajiban manusia terhadap alam?”
“Apa hubungan manusia dengan alam semesta?”
“Bagaimana alam semesta terjadi?”
C. Tujuan Penulisan
Makalah yang berjudul lam Semesta Menurut Pandangan Islam ini bertujuan :
1. Untuk menyikap ayat-ayat alam
2. Untuk mengetahui kewjiban kita diturunkan ke bumi
3. Agar kita selalu mengingat kebesaran Allah
4. Mengetahui asul-usul alam semesta
5. Hubungan manusia dengan alam semesta


D. Sistematika Penulisan
Makalah ini dibagi dalam tiga (3) bab di mna keseluruhan bab ini merupakan satu kesatuan. Sistematika pembahasan yang dimaksud agar pembaca lebih mudh dalam memahami secara keseluruhan mengenai isi dan berbagai permsalahan yang dibahas dalam Makalah ini, yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN : Pada bab ini penulis menguraikan tentang Latar Belakang perrmasalahan, Rumusan masalah yang akan diuraikan, Tujuan penulisan, Sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN : Di bagian ini penulis menguraikn mengenai Hakekat alam semesta, Tentang penciptaan alam semesta, Mekanisme alam, Hubungan historis manusia dengan alam, Hubungan fungsional manusia dengan alam, Manusia menurut agama Islam.
BAB III SOAL DAN PEMBAHASAN : Pada bab ini penulis memeberikan sebuah latihan soal beserta pembahasannya guna agar para pemabaca menjadi lebih tahu tentang isi makalah ini.
BAB IV PENUTUP : Pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya serta penulis bermaksud menyampaikan saran-saran yang dapat penulis ajukan. Semoga saran-saran penulis dapat bermanfaat.


BAB II
KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN


A. Hakekat Alam Semesta
Dalam konsep Islam, alam semesta adalah wujud atau exsistensi Tuhan dalam kehidupan ini, dan mencerminkan tanda-tanda kebesaran Tuhan, atau ayat-ayat-Nya. Alam semesta tidak bisa dilihat karena keterbatasan penglihatan manusia sekalipun menggunakan remote sensing.
Alam semesta tidak terbatas, yang terbatas adalah wujud-wujud keseluruhan sejenis dari bagian alam langit, bumi, samudra, dan gunung serta manusia. Oleh karena itu, wujud-wujud keseluruhan sejenis ini akan rusak, bersifat sementara, berubah bahkan mati. Alam semesta sebagai eksistensi Tuhan hanya bisa dipahami melalui kemampuan intelek dalam dimensi spiritualnya, yang dapat memahami tanda-tanda Tuhan atau ayat-ayat Tuhan yang terkandung atau tersembunyi dalam semua wujud keseluruhan sejenis, yaitu langit, bumi, air udara, bahkan yang tersirat dalam firman-firman-Nya yang tertulis dalam kitab-kitab suci.
Proses rangkaian penciptaan secara hierarkis lebih memungkinkan untuk diterima dibandingkan dengan makna penciptaan ‘seketika’, sebagaimana yang masih sering dipikirkan tentang Tuhan yang dengan serta merta menciptakan makhluk-Nya.
Al-Quran sendiri menegaskan bahwa Tuhan-lah yang Maha Tertinggi, seperti yang dijelaskan Alquran 87:1-2:
Artinya : “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Teringgi. Yang menciptakan, lalu membuatnya sempurna”.
Sedangkan bentuk terendah adalah satuan alam kecil yang bersifat keduniaan, yaitu produk budaya yang sifatnya jangka pendek, berubah, sangat terbatas, bahkan sering kali menyesatkan, dan pada umumnya berkaitan dengan alam budaya besar dan alam budaya kecil. Alquran 57:20 mengatakan:
Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan di dunia hanyalah permainan, kelalaian, perhiasan, dan berbangga-bangga antara kamu dan berlomba banyak harta dan anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan sang petani-petani. Kemudian menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur, dan diakhirat ada azab yang keras dan ada ampunan dari keridhaan Allah, dan tiadalah kehidupan dunia itu melainkan kesenangan yang menipu”.

B. Tentang Penciptaan Alam Semesta
Dalam konsep filsafat islam, sesungguhnya dalam kehidupan hanya ada dua pencipta. Pencipta pertama yang tak terbatas dan pencipta relatif, dan pencipta kedua yang terbatas.
Proses penciptaan pada hakekatnya hanya terjadi pada alam hierarkis 3 sampai ke 6, di mana pada alam hierarkis 3 diciptakan oleh Tuhan sendiri, sedangkan pada alam hierarkis 4 tercipta oleh proses mekanisme hukum alam besar, hierarkis 6 dan 7 ditentukan oleh kapasitas konseptual manusia. Proses-prose penciptaan tersebut, terikat oleh hokum-hukum penciptaan yang mensyaratkan adanya beberapa faktor, yaitu pencipta, bahan, waktu, modal, metode, proses dan tujuan. Pada alam hierarkis 3 dan 4 adalah pendekatan melalui perenungan dan pemahaman terhadap firman Tuhan yang menyatakan tentang pencitaan itu, yang dihimpun hanya dalam kitab suci Al Quran.
Mengenai penciptaan keseluruhan sejenis, yaitu langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, Al Quran 32:4 mengatakan
Artinya : “Allah menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia berkuasa atas ‘arsy. Tiada bagi kamu pelindung dan penolong selain dari Dia, maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran ?”
Jika langit dan bumi yang ada diantara keduanya di ciptakan Tuhan dalam enam hari, maka untuk bumi saja diciptakan dalam dua hari, Al Quran 41:9 mengatakan:
Artinya : “Katakanlah, sesungguhnya apakah kamu mengingkari Yang menciptakan bumi dalam dua hari, dan kamu menjadikan sekutu bagi Nya. Itulah? Tuhan alam semesta”.
Untuk langit berjumlah tujuh tingkat diciptakan oleh Tuhan dalam dua hari, Al Quran 41:12, mengatakan:
Artinya: “Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.
Akan tetapi hari (yaum)yang dipakai untukmenciptakan langit dan bumi itu tidak 24 jam, dan ukurannya seribu tahun menurut perhitungan tahun manusia. Al Quran 32:5 mengatakan:
Artinya : “ Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitungan kamu”.
Adapun mengenai bahan yang dipakai dalam penciptaan langit, dimungkinkan dari api, Al Quran 41:11 mengatakan :
Artinya: “ Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Sedangkan mengenai bahan yang dipakai untuk mencipptakan manusia berasal dari tanah ( bumi ), Al Quran 32:7-9 mengatakan :
Artinya : “ Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
Tentang kehidupan atau daya hidup diciptakan Yuhan dari air karena air tetumbuhan, binatang, dan manusia mendapatkan kehidupan untuk tumbuh dari perkembangbiakan. Al Quran 21:30 mengatakan :
Artinya : “ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.
Penciptaan alam hierarki 3 dan 4 didalamnya ada mekanisme kontrol yang bekerja otomatis untuk memelihara, memperbaiki dan memperbaharui keadaan internalnya. Al Quran 7 : 54 mengatakan :
Artunya : “ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.
Penciptaan langit, bumi dan seisinya tidak main-main, dan semuanya diciptakan dengan kebenaran. Al Quran 44 : 38-39 mengatakan :
Artinya : “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui”.
Jika dalam alam 3 dan 4 didalamnya ada mekanisme kontrol yang bekerja otomatis untuk mengarahkan kehidupan dari internalya, maka dalam 6 dan 7 didalamnya tidak ada mekanisme yang bekerja secara otomatis, sepenuhnya bergantung dan tergantung oleh manusia.
]
C. Mekanisme Alam
Mekanisme alam adalah suatu sistem hukum yang mengatur kehidupan yang ada dalam 3 dan 4 yang sudah ditetapkan Tuhan sejak awal penciptaannya dan dapat bekerja secara otomatis untuk melakukan kontrol kehidupanya dalam batas-batas yang sudah ditentukan-Nya, baik batas waktu, batas ruang, batas fungsi dan batas cara kembalinya pada Tuhan. Al Quran 10:3-4 mengatakan :
Artinya : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Hanya kepadaNyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya Kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka”.
Dalam teori mengenai penciptaan, filsafat islam meletakan arti pentingnya kedudukan manusia sebagai khalifah yaitu sebagai kedudukan mulia dengan tugas untuk meneruskan ciptaan, proses meneruskan tugas penciptaan hanya oleh penguasa manusia terhadap pengetahuan konseptualnya, sebagai mana yang sudah diarjakan Tuhan kepada Adam ketika akan diangkat sebagai khalifah Fil ardli tentang nama benda, pengetahuan yang bersifat kekuasaan, karena dengan menguasai pengetahuan konseptual, manusia menegaskan kekuasaannya dimuka bumi. Al Quran 55 : 33 mengatakan :
Artinya : “ Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan”.
Asal-usul alam semesta menjadi titik perhatian serius para ilmuan kosmologi. Berdasarkan kenyataan pergerakan mengembang galaksi-galaksi memang ada sebagian pendapat mengatakan bahwa rapatan jagad raya ini tetap, tidak berubah. Hal ini disebabkan sewaktu galaksi bergerak saling menjauhi dalam ruang antargalaksi terus terciptakan materi baru yang berfungsi mempertahankan kerapatan jagad raya agar kurang lebih konstan. Galaksi baru yang terciptakan dari materi baru membuat jagad raya tampak sama tidak hanya dari tempat yang berbeda tetapi juga sepanjang masa, sekarang dan masa yang akan datang. Hipotesis ini disebut “Steady State “.
Tafsiran kedua manyatakan bahwa setiap galaksi bergerak saling menjauhi yang berarti jauh dari masa lampau jarak antar galaksi makin dekat. Jika ditelusuri lebih jauh lagi kemasa lampau akan didapati sebuah titik dengan kerapatan tak hingga. Hipotesis ini disebut “Unsteady state “ atau Big Bang Theory “ ( teori ledakan besar ).
Menurut kosmologi Big Bang, sistem tata surya kita terbentuk 5 milyar tahun yang lalu. Bintang-bintang tertua diduga terbentuk 10 milyar tahun yang lalu dan banyak diantaranya telah mengamatkan riwayatnya sebagai supernova ( alam raksasa hasil ledakan bintang ) atau berevolusi menjadi bintang katai putih atau lubang hitam. Pembentukan galaksi terjadi sekitar 13-14 milyar tahun yang lalu. Sebelum itu seluruh jagad raya hanya terdiri dari gas hydrogen, helium dan radiasi, tetapi grafitasi tetap berpengaruh besar pada strukturnya.

Kemungkinan masa depan jagad raya ini sebagai berikut :
a. Jagad raya terus mengembang selamanya
Semua bintang dan galaksi pada akhirnya menggunakan semua energinya sampai habis dan menjadi benda kecil hitam atau lubang hitam. Jagad raya akan menjadi dingin dan gelap serta semua kehidupan akan berakhir.
b. Pengembangan jagad raya secara perlahan-lahan
Pengembangan jagad raya secara perlahan-lahan akan berhenti dan diikuti dengan penyusutan grafitasi serta seluruh jagad raya luluh menjadi satu. Dan kiranya akan menjadi Big Bang selanjutnya.

D. Manusia Menurut Agama Islam
Allah Sang Pencipta telah menurunkan kitab suci Al Quran yang diantara ayat-ayatnya adalah gambaran-gambaran konkret tentang manusia. Penyebutan nama manusia di dalam Al Quran tidak hanya satu macam. Berbagai istilah digunakan untuk menunjukan berbagai aspek kehidupan manusia, diantaranya :
• Dari aspek historis, penciptaan manusia disebut dengan Bani Adam. Ini tercantum dalam Al Quran :
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu ayang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jaganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orng yang berlebih-lebihan”. ( QS. Al-A’raaf 7: 31 )
• Dari aspek biologis, manusia disebut dengan Basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik-kimia-biologisnya. Hal ini terdapat dalam ayat-ayat Al Quran :
“Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah (kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia) : ( orang ) ini tidak lain hanyalah manusia ( basyar ) seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan dan meminum dari yang kamu minum”. (QS. Al-Mukminun 23: 3)
• Dari aspek kecerdasan, manusia disebut dengan insan yakni makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan. Hal ini ada dalam surat Ar-Rahman ayat : 3-4
• Dari aspek sosiologisnya disebut annas yang menunjukan sifatnya yang berkelompok sesame jenisnya. Dalam Al Quran disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat : 21
• Dari aspek posisinya disebut ‘abdun ( hamba ) yang menunjukan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya. Terdapat dalam surat Saba’ ayat : 9
Al Quran tidak merinci secara kronologis penciptaan manusia menyangkut waktu dan tempatnya. Namun Al Quran menjelaskan jawaban yang sngat penting : Dari titik manakah kehidupan Ibu bermula. Ayat-ayat yang enegaskan bahwa asal usul manusia (bersifat) air. Hal ini dpat dimulai dari pembentukan alam semesta. Dalam ayat Al Quran menegaskan bahwa :
“Tidaklah orang-orang kafir itu melihat bahwa langit dan bumi disatukan, kemudian kami pisahkan dan kami jadikan setiap yang hidup dari air. Lantas akankah mereka tidak beriman ?” ( QS. Al-Anbiya 21: 30 )
Manusia adalah makhluk bumi. Manusia dibentuk dari komponen-komponen yang dikandung di dalam tanah. Gamabaran ini dengan sangat jelas diuraikan dalam berbagai ayat yang menunjukan komponen-komponen pembentuk tersebut dengan nama antara lain :
1. Turaab yaitu tanah yang gemuk sebagaimana disebut dalam ayat Al Quran :
Artinya: Kawannya (yang mukmin) Berkata kepadanya - sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes air mani, lalu dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?
( QS. Al-Kahfi 18: 37 )
2. Tiin yaitu tanah lempung sebagaiman dalam ayat Al Quran :
Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.( QS. As-Sajadah 32:7 )
3. Tinul Laazib yaitu tanah lempung yang pekat, disebutkan dalam AlQuran :
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa[1273] yang Telah kami ciptakan itu?" Sesungguhnya kami Telah menciptakan mereka dari tanah liat.[1273] Maksudnya: malaikat, langit, bumi dan lain-lain.( QS. As-Safaat 37 : 11 )
4. Salsalun yaitu lempung yang dikatakan kalfakhkhar ( seperti tembikar ). Citra di ayat ini menunjukan bahwa manusia “dimodelkan”.
5. Salsalun Min Hamaimin Masmuun ( lempung dari lumpur yang dicetak/ diberi bentuk ), sebagaimana disebut dalam Al Quran :
Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.( QS. Al-Hajr 15:26 )
6. Sulaalatun Min Tiin yaitu dari sari pati lempung. Sulaalat berarti sesuatu yang disarikan dari Sesutu lain.
Asal-usul keberadaan manusia dilihat dari sisi reproduksinya banyak sekali dijelaskan dalm ayat-ayat Al Quran. Dalam surat Al-Qiyamah, ayat: 37 misalnya disebutkan bahwa manusia berasal dari nutfatan min maniyyin yumma ( setetes sprema yang ditumpahkan ). Nutfah berarti sejumlah sel yang sangat kecil yang sering diartikan sebagai setets air. Dari sejumlah sperma yang ditumpahkan memang hanya satu sel saja yang pada akhirnya membuahi ovum ( sel telur ).
Sel telur yang telah dibuahi tertanam dalam lendir rahim kira-kira pada hari keenam setelah pembuahan mengikutinya dan secara otomatis sungguh telur tersebut merupaka sesuatu yang bergatung ( Al’alaq ).
Sesuatu yang bergantung ( Al’alaq ) terus berkembang sampai kira 20 hari ketika ia mulai secara bertahap mengambil bentuk manusia. Jaringan tulang mulai tampak dalam embrio itu secara berurutan diliputi oleh otot-otot.
Dua tipe daging diberi nama yang berbeda dalam Al Quran :
• Daging yang digulung disebut mudqah
• Daging yang masih utuh disebut lahm
Ruh adalah salah satu komponen penting yang menentukan cirri kemanusiaan manusia. Satelah proses-proses fisik berlangsung dalam penciptaan manusia, pemasukan ruh menjadi unsure penentu yang membedakan manusia dengan hewan. Hal ini dijelaskan dalam Al Quran surat Shaad ayat : 71-72
Artinya:71. (ngatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
72. Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".
Nafs banyak tersebar dalam Al Quran. Meski termasuk dalam wilayah abstrak yang sukar dipahami, isitilah nafs mempunyai pengertian yang sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Seperti dijelaskan dalam surat Az-Zumar ayat : 42
Hubungan antara nafs dan fisik manusia demikian erat meski sukar untuk diketahui dengan pasti bagaimana hubungan itu berjalan. Dua hal yang berbeda, mental dan fisik, dapat menjalin interrelasi sebab akibat. Kesedihan dapat menyebabkan mata mengeluarkan cairan, kesengsaraan membuat badan kurus. Dikenal pula istilah psikosomatik yaitu penyakit-penyakit fisik yang disebabkan oleh masalah kejiwaan. Perpisahan antara nafs dan fisik disebut maut.
Karakteristik manusia adalah sebagai berikut :
 Aspek kreasi è dengan akal, manusia dapat melakukan hal berbagai kegiatan yang positif dan Allah menciptakan manusia dengan bentuk dan tatanan yang baik dan sempurna untuk digunakan dengan sebaik-baiknya.
 Aspek ilmu è manusia dapat mempunyai kesempatan untuk memahami lebih jauh hakikat alam semesta dari hewan yang hanya terbatas pada naluri dasar yang tidak bias dikembangkan melalui pendidikan dan pengajaran.
 Aspek kehendak è manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan-pilihan dalam hidupnya. Makhluk lain hidup dalm suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Sekalipun itu adalah malaikat yang mulia dan tak akn pernah menjadi makhluk ynag sombong.
 Pengarahan akhlak è manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya, makhluk yang dapat berubah karena factor lingkungan oleh karena itu, Lembaga Pendidikan diperlukan manusia untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.
Misi penciptaan manusia adlah untuk menyembah kepada Sang Penciptaanya, Allah SWT. Penyembahan berarti ketundukan manusia kepada hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di dunia, baik yang menyangkut hubungan vertikal ( manusia dengan Tuhan ) maupun horizontal ( manusia dengan alam semesta ).
Oleh karena itu, penyembahan tersebut harus dilakukan dengan ikklas, tanpa paksaan karena Allah tidak membutuhkan apapun kepada manusia termasuk ritual-ritual penyembahannya. Hal ini dijelaskan dalam surat Az-Zaariyaat ayat : 56-58.

E. Hubungan Historis Manusia dengan Alam
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta merupakan topic yang menarik. Kapankah manusia pertama kali hadir di muka bumi? Hal ini menyebabkan pengambilan kesimpulan yang serampangan dan mengaburkan fakta. Ramapitechus yang berusia 15 juta tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 juta tahun dianggap, sebagai manusia tertua. Pengamatan yang teliti menunjukan bahwa kedua spesies tersebut lebih layak deisebut kera daripada manusia.
Australopithecus sementara ini dianggap sebgai jenis yang paling mewakili model manusia purba. Ciri-ciri tubuhnya sangat manusiawi: postur berkaki dua, lekukan tulang punggung, pinggul lebar, tulang paha yang menyesuaikan dengan diri dengan postur berkaki dua dan sebagainya.
Manusia purba yang dianggap lebih maju adalah Pithecanthrops Erectus yang hidup sekitar 500.000 tahun yang lalu.
Gelombang manusia purba berikutnya adalah Neanderthal yang menurut beberapa sumber muncul, sekitar 1.000.000-500.000 tahun yang lalu.
Walupun demikian, manusia yang dikenal sebagai manusia modern seperti sekarang ini dengan cirri-ciri anatomis utamanya telah ada sekitar 35.000-40.000 tahun yang lalu dan dikenal sebagai homo sapiens.
Argumen tersebut menyatakan bahwa penciptaan spesies manusia terjadi secara terpisah dari keturunan yang telah ada sebelumnya. Kerumitan yang ada pada persoalan asal-usul manusia hamper sama dengan kerumitan memahami asal-usul alam semesta.
F. Hubungan Fungsional Manusia dengan Alam
Bagaimana pun proses penciptaannya manusia adalah bagian integral dari alam semesta. Teori Cosmoza yang menyatakan bahwa manusia berasal dari luar angkasa, kenyataannya kurang mendapat tempat di kalangan ilmuwan. Sebaliknya, pembahasan mengarah bahwa manusia bahan baku manusia berasal dari bumi tempat manusia itu sendiri berpijak.
Dalam sistem kosmos, manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran maka alam semesta menjadi sebuah obyek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pengetahuan mengenai alam akan menambah kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak terhingga yang telah dicari oleh filsafat tetapi tidak didapat.
Kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi-teknologi yang diterapkannya menempatkan alam dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tiada batasnya. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin terasa hubungan saling ketergantungan antara manusia dan alam semesta ini.
Namun keharmonisan tidak senantiasa menghiasi hubungan manusia dengan alam semesta. Eksploitasi terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung bermilyar-milyar tahun. Krisis global lingkungan mengganggu hubungan antara manusia dengan alam pada saat ini.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa alam semesta ini sangat luas. Dan hubungan antara manusia dan alam semesta ini sangat erat. Baik hubungan fungsional maupun hubungan histories. Di dalam hubungan fungsional, manusia merupakan bagin integral alam semesta, di mana bahan baku manusia berasal dari bumi tempat manusia itu sendiri berpijak. Sehinggga antara manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tek terpisahkan. Sedangkan dalam hubungan historis, manusia memahami bahwa hanya dirinya merupakan satu-satunya makhluk beradab di alam semesta.
Dan hakekat alam semesta sendiri adalah ciptaan Allah yang tak terbatas, karena tidak ada satupun manusia yang dapat melihat alam semesta secara keseluruhan walupun dengan teknologi tinggi. Sesugguhnya alam semesta tidak diciptakan secara tiba-tiba, melainkan diciptakan secara bertingkat.
Jagad raya sebenarnya terus mengembang selamanya hingga akhirnya semua energi akan habis menjadi benda kecil, hitam. Jagad raya akan berubah menjadi dingin, gelap dan semuanya akan berakhir.
Jadi, kedudukan dan peran manusia di muka bumi bukan manusia sendiri yang menetukan , melainkan sebaliknya manusia menerima kodrat hidup yang tidak dapat ditolaknya dan mesti dijalaninya, baik suka maupun duka.

B. Saran
Sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini, maka sudah semestinya manusia menjaga kelestarian alam semesta. Dan sudah sepantasnya kita sebagai manusia selalu mengingat kebesaran Sang Pencipta lewat kemampu-kemampuan yang Ia ciptakan di muka bumi ini.
Karena kedudukan dan peran manusia di muka bumi ini bukan manusia sendiri yang menentukan, maka kita sebagai manusia harus tawakal setelah berusaha karena semua ketentuan hanya ada pada Allah.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar