PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(Team Game Tournament)
Tipe TGT merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang diteliti secara luas. Tipe TGT sangat terkenal dan populer dikalangan para ahli pendidikan. Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model yang sangat mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsure permainan dan reinforcement. Secara garis besar, uraian tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut :
1. Komponen TGT
Menurut Slavin ( 1994 : 84 ) ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu: penyajian kelas (class presentation), kelompok (team), kuis (games), kompetisi (tournament) dan penghargaan kelompok (class recognition).
a. Penyajian Kelas (Class Presentation)
Presentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran dengan pengajaran langsung atau diskusi dapat juga dengan audiovisual. Fokus presentasi kelas hanya menyangkut pokok – pokok materi dan teknik pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar – benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena akan menentukan skor game dan ini akan menentukan pula pada skor kelompok.
b. Kelompok (Team)
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT tim terdiri dari 4 sampai 6 siswa anggota kelas. Anggota tim mewakili kelompok yang ada di kelas dam hal kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku. Fungsi utama tim tersebut adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim belajar, lebih khusus lagi untuk menyiapkan anggotanya supaya dapat mempelajari LKS dan mengerjakan soal – soal dalam turnamen dengan baik. Setelah presentasi kelas kegiatan tim umumnya adalah diskusi antar anggota saling membandingkan, memeriksa dan mengoreksi kesalahan konsep anggota lain.
c. Kuis (Games)
Pertanyaan dalam games disusun dan dirancang dari materi – materi yang relevan dengan materi yang telah diperoleh mewakili masing – masing kelompok. Sebagian besar pertanyaan pada kuis adalah bentuk sederhana. Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor pada kartu tersebut.
d. Kompetisi (Tournament)
Turnamen adalah dimana saat permainan berlangsung. Ilustrasi antara tim – tim yang anggotanya heterogen dan meja – meja turnamen dengan anggota yang homogen.
TIM A
Gambar 1
Penempatan Siswa dan Tim ke Meja Turnamen
Gambar diatas menunjukkan bahwa penempatan siswa pada meja turnamen berdasar rangking siswa dalam tim. Meja turnamen 1 adalah meja tempat berkompetisi siswa dengan kemampuan awal tertinggi dalam tim sebagai meja yang tertinggi tingkatannya daripada meja turnamen II. Meja turnamen II lebh tinggi tingkatannya daripada meja turnamen III. Meja IV adalah meja yang paling rendah tingkatannya.
Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian guru mengatur kembali kedudukan siswa pada tiap meja turnamen, kecuali pemenang pada meja tertnggi. Pemenang pada setiap meja dinaikkan atau digeser satu tingkat ke meja yang lebih tinggi tingkatannya dan yang mendapatkan skor terendah pada setiap meja turnamen selain yang ada pada meja terendah tingkatannya diturunkan satu tingkat ke meja yang lebih rendah tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan mengalami penaikkan atau penurunan sehingga mereka akan sampai pada meja yang sesuai dengan kinerja mereka.
e. Penghargaan Kelompok (Class Recognition)
Tim – tim yang telah berhasil mendapat nilai rata – rata melebihi criteria tertentu diberi penghargaan berupa sertifikat atau penghargaan bentuk lain.
2. Persiapan Pembelajaran
Menurut Slavin ( 1994 : 88 ) persiapan – persiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT meliputi persiapan materi, penetapan siswa dalam tim, kerjasama tim, penempatan siswa pada meja turnamen. Adapun uraian persiapan masing – masing adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Materi
Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam presentasi kelas dalam kerjasama ini dan dalam turnamen. Bentuk rancangan tersebut dapat dikemas dalam satu perangkat pembelajaran yang terdiri dari program satuan pelajaran, rencana pembelajaran, buku petunjuk guru, buku siswa, lembar kegiatan siswa yang akan dipelajari siswa dalam belajar kelompok, kelengkapan turnamen yang akan digunakan dalam turnamen akademik, dan test hasil belajar.
b. Penempatan Siswa dalam Tim
Setiap tim dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT sebanyak 4 – 6 siswa, yang terdiri dari siswa pandai, sedang, dan kurang. Selain itu dalam pembagian kelompok guru sebaiknya mempertimbangkan criteria lainnya misalnya jenis kelamin, latar belakang social, kinerja, suka atau tidak suka lainnya. Siswa rangking pertama pada setiap tim pada meja I, empat rangking berikutnya pada meja II, empat rangking berikutnya pada meja III dan seterusnya. Penempatan siswa pada meja turnamen dari contoh di atas tampak pada table I.
c. Penempatan Siswa Pada meja Turnamen
Dalam satu meja turnamen terdiri dari 3 sampai 4 siswa yang ber kompetensi dengan kemampuan setara dan sebaga wakil tim yang berbeda. Misalkan satu kelas yang terdiri atas 20 siswa terbentuk dalam 4 tim dan setiap tim 5 – 6 siswa, diinginkan dalam satu meja turnamen terdiri dari 3 – 4 siswa sehingga akan terdapat 6 meja turnamen. Lima meja masing – masing terdiri 4 siswa dan satu meja dengan 3 siswa.
Table 1
Contoh : Penerapan Siswa pada Meja Turnamen
No. Siswa Tim Meja Siswa pada turnamen Ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sam I 1
2 Maria II 1
3 Tom III 1
4 Kim IV 1
5 Ruth IV 2
6 Sylvia III 2
7 Liz II 2
Nomor – nomor meja turnamen hanya ada pada catatan guru, sewaktu mengumumkan kepada siswa nomor meja diganti misalnya dengan huruf atau dengan menyebut meja – meja tersebut dengan meja biru, meja merah, meja kuning dan lainnya sehingga siswa tidak tahu secara tepat bagaimana penempatan siswa yang dilakukan guru pada setiap meja turnamen.
3. Langkah dan Aktivitas Pembelajaran
Langkah – langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT mengikuti urutan berikut : pengaturan klasikal, belajar kelompok, turnamen akademik, penghargaan tim dan pemindahan atau bumping.
a. Pengaturan Klasikal dan Belajar Kelompok
Pembelajaran diawali dengan memberikan pelajaran selanjutnya diumumkan kepada siswa penugasan tim dan siswa diminta memindahkan bangku untuk membentuk meja tim. Kepada siswa disampaikan bahwa mereka akan bekerjasama dengan tim selama beberapa minggu, dan mengikuti turnamen akademik untuk memperolehatau menambah poin bagi nilai tim mereka, serta diberitahukan bahwa tim yang mendapat nilai tinggi akan menilai penghargaan.
b. Turnamen Akademik dan Penskoran
Kegiatan dalam langkah tuurnamen adalah persaingan pada meja turnamen dari 3 – 4 siswa berasal dari tim yang berbeda dengan kemampuan setara. Pada permulaan turnamen, diumumkan penetapan meja bagi setiap siswa. Siswa diminta mengatur meja turnamen dan menyuruh siswa menuju ke meja turnamen yang telah ditetapkan. Nomer meja turnamen dapat diacak. Setelah kelengkapan dibagikan turnamen dapat dimulai. Bagan dari putaran permainan dengan 3 orang dalam satu meja turnamen digambarkan sebagai berikut :
Pembaca
Untuk memulai game, siswa mengadakan undian untuk menentukan pembaca pertama, penantang I, dan penantang II. Urutan permainan searah jarum jam dari pembaca pertama. Selanjutnya pembaca pertama mengocok kartu yang paling atas. Dia kemudian membaca dengan keras pertanyaan yang ada pada kartu, dan membacakan kemungkinan jawaban jika jenis soalnya pilihan ganda. Misal seorang siswa mengambil kartu nomor 21, kemudian membaca dan menjawab pertanyaan tersebut. Pembaca kartu yang tidak yakin akan jawabannya diijinkan menebak tanpa hukuman.
Jika isi permainan memuat kasus maka semua siswa harus mengerjakan kasus tersebut sehingga mereka siap untuk menantang. Setelah pembaca memberikan jawaban,siswa disebelah kirinya (penantang) yang memiliki jawaban yang tidak sama menantang dan memberikan jawabanya. Jika dia lolos, atau jika penantang kedua memiliki jawaban yang berbeda dengan penantang pertama, penantang kedua boleh menantang.
Para penantang harus berhati –hati karena mereka harus mengemballikan kartu kemenangan (jika punya) di dalam kotak jika mereka menjawab salah. Ketika semua orang telah menjawab, menantang atau lolos, penentang kedua mengecek lembar jawab (ada pada guru) dan membaca jawaban yang benar. Pemain yang menjawab benar menyimpan kartu.jika kedua penantang menjawab salah, dia harus mengembalikan kartu kemenangan sebelumnya (jika ada).
Untuk putaran berikutnya, penantang I menjadi pembaca, penantang II menjadi penantang I dan pembaca menjadi penantang II, demikian seterusnya seperti yang ditentukan guru sampai waktu habis atau tumpukan kartu habis. Ketika permainan selesai, pemain mencatat jumlah kartu yang mereka menangkan pada lembar skor game pada kolom game 1 (table 2). Jika masih ada waktu, dan permainan dilanjutkan, siswa mengocok ulang tumpukan kartu dan bermain permainan kartu kedua sampai waktu berakhir. Selanjutnya catat nomor kartu yang dimenangkan pada kolom game 2 pada lembar skor game pada table 2.
Table 2
Lembar Skor Game TGT
Meja :………………….
Putaran :…………………
Pemain Team Game 1 Game 2 Game 3 Total harian Poin Putaran
Junot 5 6 11 20
Nia 13 9 22 60
Andi 10 11 21 40
Semua siswa harus bermain pada waktu yang sama. Sambil mereka bermain, pindah dari grup ke grup untuk menjawab pertanyaan dan yakinkan bahwa setiap orang memahami prosedur permainan. Sepuluh menit sebelum permainan baerakhir perintahkan siswa untuk berhenti dan menghitung kartunya. Kemudian mereka harus mengisi nama mereka, tim, skor pada lembar skor game seperti table 2.
Perintahkan siswa menambah skor yang mereka peroleh pada setiap game jika mereka bermain lebih dari satu kali, dan isilah dalam jumlah total skor harian mereka. Untuk siswa yang usianya lebih muda hanya mengumpulkan lembar skor, dan siswa yang usianya lebih dewasa suruh menghitung skor mereka sendiri, seperti ditunjukkan pada table 3, table 4, table 5 sebagai contoh menghitung poin turnamen untuk semua hasil turnamen.
Table 3
Menghitung Poin Turnamen Untuk Permaianan 4 Pemain
Tingkatan Skor Pemain Tidak Seri Seri Pada tingkat tinggi Seri pada tingkat sedang Seri pada tingkat rendah Seri pada 3 Tertinggi Seri pada 3 terendah Semua seri Seri untuk Rendah dan Tinggi
Tinggi 60 50 60 50 60 60 40 50
Tinggi
Sedang 40 50 40 40 50 30 40 50
Sedang
Rendah 30 30 40 30 50 30 40 30
Rendah 30 20 20 30 20 30 40 30
Table 4
Menghitung Poin Turnamen untuk Permaianan 3 Pemain
Tingkatan Skor Pemain Tidak Seri Seri untuk Tingkat Tinggi Seri untuk Tingkat Rendah Semua Seri
Tinggi 60 50 60 40
Sedang 40 50 30 40
Rendah 20 20 30 40
Table 5
Menghitung Poin Turnamen untuk Permainan 2 Pemain
Tingkatan Skor Pemain Tidak Seri Seri
Tinggi 60 40
Rendah 20 40
c. Pengakuan Tim
Untuk menghitung skor tim dan mempersiapkan sertifikat atau penghargaan lain, dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menghitung Skor Tim
Setelah selesai turnamen, menghitung skor tim dan mempersiapkan sertifikat atau penghargaan lain untuk tim dengan skor tinggi. Untuk melakukan ini ceklah poin turnamen pada skor permainan, kemudian pindahkan poin turnamen masing – masingpada lembar ringkasan pada masing – masing tim, tambahkan semua skor anggota tim dan bagilah nomor anggota tim yang hadir. Table 6 menunjukkan pencatatan dan penjumlahan skor untuk satu tim.
Table 6
Contoh : Lembar Ringkasan Skor Tim
Anggota Tim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mark 60 20 20 40
Kevin 40 40 20 60
Lisa A 50 20 40 60
John F 60 60 20 40
Dewanda 40 40 60 20
Total skor tim 250 180 160 220
Rata – rata tim 50 36 32 44
Penghargaan Super tim Good tim
2. Pencapaian Pengakuan Tim
Tiga tingkatan penghargaan pada TGT diberikan pada skor tim rata – rata. Tiga tingkatan penghargaan tersebut adalah sebagai berikut :
Skor rata – rata tim Penghargaan
40 Good Team
45 Great Team
50 Super Team
Tim yang mencapai criteria Great Team atau Super Team boleh diberi sertifikat penghargaan, sedangkan untuk Good Team sebaiknya diberi ucapan selamat saja di dalam kelas. Kemenangan bisa diumumkan di papanpengumuman di sekolah, bila perlu pasang foto mereka dan nama timnya. Hal ini akan memberi motivasi siswa untuk membantu teman timnya belajar.
d. Bumping
Menurut Slavin ( 1994 : 91 ), bumping atau penempatan kembali siswa pada meja turnamen baru harus dilakukan untuk mempersiapkan turnamen berikutnya. Melakukan bumping lebih mudah ketika sedang menghitung skor tim. Gambar 3 merupakan prosedurnya, table 7 menggambarkan lembar penempatan meja turnamen yang lengkap dimana menunjukkan bagaimana bumping bekerja setelah dua turnamen. Untuk menempatkan kembali siswa menggunakan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Gunakan lembar skor game untuk mengidentifikasi skor tertinggi dan rendah pada masing – masing meja turnamen. Pada lembar penempatan meja turnamen, lingkarilah meja penempatan untuk semua siswa yang memiliki skor paling tinggi pada meja mereka. Jika ada skor sama untuk skor tinggi pada meja – meja, putarlah koin untuk memutuskan nomor mana yang akan dilingkari, jangan melingkari lebih dari satu nomor per meja. Pada table 7 memperlihatkan Tyrone, Maria, Tom, Carla, dan Ralp sebagai pemenang pada turnamen pertama, maka nomor meja mereka dilingkari pada kolom pertama. Tyrone, Liz, John F, Tanya, dan Ruth merupakan pemilik skor tertinggi pada turnamen kedua, maka nomor mereka dilingkari pada kolom kedua.
2. Garisbawahi nomor meja siswa yang mendapatkan skor lebih rendah, danlagi jika ada penyamaan untuk skor rendah pada beberapa meja, putarlah koin untuk memutuskan mana yang harus digaris bawahi, jangan menggarisbawahi lebih dari satu nomor per meja. Pada table 7 Sarah, John F, dan Sherly memiliki skor rendah pada meja mereka pada turnamen pertama.
3. Tinggalkan semua penempatan meja yang lain termasuk nomor untuk sisiwa yang absen
4. Pada kolom untuk turnamen berikutnya, transfer nomornya ssebagai berikut : jika nomornya dilingkari, kurangi 1 ( 4 menjadi 3 ). Maksudnya bahwa pemenang pada meja 4 akan bersaing minggu berikutnya pada meja 3, yaitu meja kompetisi yang lebih sulit. Perkecualiannya hanyalah 1 sisa 1, karena meja 1 adalah meja tertinggi. Jika nomornya digarisbawahi, naikkan 1 ( 4 menjadi 5 ), kecual meja terendah, dimana pemilik skor terendah pada masing – masing meja akan bersaing minggu depan pada meja yang kompetisinya tidak terlalu sulit. Jika mejanya tidak juga digarisbawahi, transferlah ke nomor yang sama.
Tim 1
Tim 2
Tim 3
Tim 4
Tim 5
Gambar 3 Bumping
Pada table 7 catatlah bahwa Tom pemilik skor tertinggi pada meja 3 pada turnamen pertama telah dipindah ke meja 2. Pada meja 2 dia memiliki skor terendah, maka untuk minggu ketiga turnamen dia akan bertanding pada meja 3 lagi. Sylvia pemilik skor sedang pada meja 3 pada turnamen pertama maka ia tetap di meja 3, kemudaian dia memiliki nilai rendah pada turnamen kedua dan pindah ke 4.
Table 7
Lembar Tabel Penempatan Turnamen
No. Siswa Tim
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Sam Orioles 1 1 2
2 Sarah Cougars 1 2 2
3 Tyrone Whis Kids 1 1 1
4 Maria Geniuses 2 1 1
5 Liz Orioles 2 2 1
6 John J Cougars 2 3 1
7 Sylvia Whis Kids 3 3 4
8 Tom Geniuses 3 2 3
9 John F Orioles 3 4 5
10 Tanya Cougars 4 4 3
11 Carla Whis Kids 4 3 3
12 Kim Geniuses 4 5 5
13 Carlos Orioles 4 4 4
14 Sherly Cougars 5 5 5
15 Ralph Whis Kids 5 4 4
16 Ruth Geniuses 5 5 4
Catatan : 3 menunjukkan pemilik skor tinggi meja 1
3 menunjukkan pemilik skor sedang meja 2
3 menunjukkan pemilik skor rendah meja 3
Hitunglah nomor siswa yang ditempatkan pada masing – masing meja untuk turnamen minggu depan. Kebanyakan meja terdiri dari 3 siswa, sebanyak 2 meja boleh berisi 4. Jika penempatan meja tidak berjalan semestinya karena mungkin ada siswa yang absent, buatlah perubahan sehingga tetap bekerja. Juga diperbolehkan merubah penempatan meja untuk menghindari satu meja yang berasal dari tim yang sama.
Catatlah bahwa table 7 Tyrone pemilik skor tertinggi dua kali pada meja 1 tetapi tidak berubah meja, karena tidak ada tempat yang lebih tinggi daripada meja 1. Sherly dan Kim pemilik skor terendah pada meja 5 tetapi tidak dipindah ke bawah karena meja 5 merupakan meja terendah.
e. Merubah Tim
Setelah 5 atau 6 minggu pelaksanaan TGT atau pada akhir periode penilaian atau unit, tempatkan siswa dengan tim baru.
f. Mengkombinasikan TGT dengan Aktifitas Lain
Menurut Slavin ( 1994 : 95 ), guru dapat menggunakan TGT untuk satu bagian dari pembelajaran dan metode lain untuk bagian lain. Missal, guru lain boleh menggunakan TGT satu minggu untuk masing – masing konsep dasar, tetapi gunakan latihan – latihan yang menggunakan laboratorium untuk dua hari berikutnya. Prosedur ini memberikan ide guru lebih baik untuk kemajuan siswa daripada turnamen saja. TGT sangat berguna dalam memberikan pemahaman bagi siswa pada materi yang dipelajari.
g. Penilaian
TGT tidak secara otomatis menghasilkan nilai yang dapat digunakan untuk menghitung skor individu. Kalau ini terjadi akan menjadi hal yang serius, pertimbangkan untuk menggunakan model lain sebagai pengganti TGT. Untuk menentukan nilai individual, banyak guru yang menggunakan TGT memeberikan mid test atau final test pada masing – masing semester, beberapa guru memberikan kuis setelah turnamen tidak dalam poin skor turnamen atau skor tim. Akan tetapi poin turnamen siswa atau skor tim dapat dibuat bagian kecil dari nilai mereka, atau jika sekolah dapat memberikan nilai terpisah agar supaya nilai ini dapat digunakan untuk nilai usaha.
Kebaikan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Kebaikan :
a. Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.
b. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi.
c. Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi relative lebih kecil.
d. Motivasi belajar siswa menjadi lebih besar.
e. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara siswa dengan siswa antara siswa dengan guru.
Siswa dapat menelaah sebuah mata pelajaran atau pokok bahasan, bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa tersebut dapat keluar. Selain itu kerjasama antar siswa dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan.
Kelemahan
a. Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta mengembangkan pendapatnya.
b. Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran.
c. Kemungkinan terjadi kegaduhan kalau guru tidak dapat mengelola kelas.
Guru yang kurang cerdas dalam mengelola kelas dan siswa akan menjadi penyebab kegagalan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT sebab dibutuhkan kecerdasan emosi untuk memotivasi siswa dalam mengaktualisasikan diri dan mengelola waktu dengan sebaik mungkin
Ciri khas yang membedakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode pembelajaran kooperatif lainnya adalah adanya turnamen yang mempertandingkan antar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Khasanah, nur.2006 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Game Tournament (TGT) dan Numbered Head Together (NHT) terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa di SMP N 1 Padamara Purbalingga, Skripsi.
Kusno. 2005. Diktat Belajar Pembelajaran. Tidak Dipublikasikan. UMP: Purwokerto.
-----------. 2006. Pembelajaran. http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran
html#33. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar