Rabu, 13 Januari 2010

PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)


Quantum Teaching

A. Model Quantum Teaching
Pengertian Quantum Teaching
Menurut Bobbi DePorter sebagai “president of Learning” dan president sekaligus pendiri “the Accelerated Learning Association”, Mark Reardon sebagai guru pembentuk dan kepala sekolah yang memimpin fasilitator dari program tersebut, dan Sarah Singer-Nourie sebagai guru bahasa Inggris SMA dan Quantum Learning K-12. Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching

biasa didefinisikan sebagai orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsure-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Adapun yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Pada intinya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu :
a. Hasil belajar akademik, tujuannya untuk meningkatkan kinerja tugas-tugas akademik
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu, tujuannya adalah penerimaan terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, maupun kemampuan.
c. Pengembangan keterampilan sosial, tujuannya adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja siswa.
2. Dasar-dasar Pembelajaran Kooperatif
Yang mendasari pembelajaran kooperatif adalah :
a. Para siswa harus memiliki persepsi yang sama bahwa mereka tenggelam (berenang bersama)
b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa yang lain dalam kelompoknya, di samping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab yang sama besarnya diantara para anggota kelompok.
e. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
g. Para siswa akan dimintai pertanggungjawaban secara individual materi yang ditangai dalam kelompok kooperatif.
h. Dengan memiliki dasar-dasar di atas siswa akan menyadari bahwa keberhasilan belajarnya sangat ditentukan oleh pengelolaan belajar dan teman belajar timnya.
Dasar-dasar di atas pada akhirnya mewarnai situasi pembelajaran kooperatif dan akan membedakan dengan situasi belajar kelompok dengan pembelajaran yang lain.
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model-model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6 fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif (Arends, 1997 : 113). Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti siswa dengan penyajian informal, sering dalam teks bukan verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja sama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok, dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam fase pembelajaran kooperatif dirangkum pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
FASE KEGIATAN GURU
1. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
2. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3. Mengorganiasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya.
6. Memberikan penghargaan Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompoknya.

5. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan hasil penelitian Thomson (dalam Kusno, 2002 : 69) dapat dikemukakan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran kooperatif yaitu :
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
b. Meningkatkan rasa harga diri
c. Memperbaiki kehadiran
d. Saling memahami adanya perbedaan individu
e. Mengurangi konflik antar pribadi
f. Mengurangi sikap apatis
g. Memperdalam pemahaman
h. Meningkatkan motivasi
i. Meningkatkan hasil belajar
j. Menguatkan retensi
6. Keterampilan-keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif antara lain sebagai berikut (Lundgren, 1994).
a. Keterampilan Tingkat Awal
1) Menggunakan kesepakatan
Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan kerja dalam kelompok.
2) Menghargai kontribusi
Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan orang lain. Hal ini berarti bahwa harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja dikritik yang diberikan itu ditunjukkan terhadap ide dan tidak individu.
3) Mengambil giliran dan berbagai tugas
Pengertian ini berarti mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
4) Berada dalam kelompok
Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
5) Berada dalam tugas
Artinya bahwa meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikannya sesuai waktu yang dibutuhkan.
6) Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi artinya mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
7) Mengundang orang lain
8) Menyelesaikan tugas pada waktunya
9) Menghormati perbedaan individu
b. Keterampilan Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsiran, mengatur dan mengorganisasi, serta mengurango ketegangan.
c. Keterampilan Tingkat Mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.


B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru mulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja di kelompok mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran tersebut. Ahirnya kepada seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut dengan catatan, saat tes mereka tidak boleh saling membantu. Point setiap anggota tim ini selanjutnya dijumlahkan untuk mendapat skor kelompok. Tim yang mencapai kriteria tertentu diberikan penghargaan.
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran harus terus diupayakan, baik oleh guru maupun semua pihak yang terkait langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena prestasi belajar siswa yang menggembirakan. Walaupun pernyataan itu tidak seluruhnya benar, sebab terdapat beberapa siswa yang mencapai tingkat belajar sangat baik. Prestasi belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, dua diantaranya antara lain adalah cara belajar siswa dan metode mengajar guru. Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa, agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, guru perlu memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan penalaran. Salah satu bentuk strategi belajar yang dapat mendorong siswa belajar melakukan penalaran adalah strategi belajar kooperatif tipe STAD seperti yang telah dijelaskan pada uraian di atas.
1. Siklus Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Mengajar
Mempresentasikan pelajaran


b. Belajar dalam tim
Siswa bekerja di dalam tim mereka dengan dipandu oleh lembar kegiatan siswa (LKS) untuk menuntaskan materi pelajaran.
c. Tes
Siswa mengerjakan tes atau tugas lain secara individual
d. Penghargaan tim
Ada tiga penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok seperti kelompok baik, hebat, dan super.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Persiapan Materi dan Penerapan Siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 sampai 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada:
1) Kemampuan akademik (pandai, sedang, dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawahan atau sifat (pendiam dan aktif)
b. Penyajian Materi Pelajaran
Ditekankan pada hal-hal berikut:
1) Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang perlu dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari.

2) Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-pertanyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih konsep lain.
3) Praktek Terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
c. Kegiatan Kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan.
d. Evaluasi
Dilakukan selama 45 menit sampai 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disambungkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat, dan super.
f. Perhitungan Ulang Skor Awal dan Pengubahan Kelompok
Satu periode penilaian (3-4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.


3. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Keuntungan pembelajaran kooperatif STAD antara lain :
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain :
a. Bila ditinjau dari sarana kelas, maka mengatur tempat duduk untuk kerja kelompok sangat menyita waktu. Hal ini disebabkan belum tersedianya ruangan-ruangan khusus yang memungkinkan secara langsung dapat digunakan untuk belajar kelompok.
b. Jumlah siswa yang besar dalam suatu kelas menyebabkan guru kurang maksimal dalam mengamati kegiatan belajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan.
c. Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan, di antaranya mengoreksi pekerjaan siswa, menghitung skor perkembangan maupun menghitung skor rata-rata kelompok. Hal ini dilakukan pada setiap akhir pertemuan.
d. Memerlukan waktu dan biaya yang banyak dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA



Firman Syah Noor. 2007. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Bukti dalam Matematika pada Siswa SMU. Pages-your favorite.com/ ppsupi/ubstrakmat2005. 22 September


Perdy Karuru. 2007. Penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses dalam Seting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP.depdiknas.go.id/jurnal/45/perdy-karuru.htm, 22 September


______. 2007. Penerapan Kooperatif Teknik “STAD” dalam Pembelajaran Matematika. Trisnimath.blogspot.com, 22 September.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar