METODE PENDEKATAN DAN MODEL
PEMBELAJARAN
A. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran, untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode mengajar dikelompokkan berdasarkan pada tiga aspek, yaitu :
1. Aspek penyampaian pesan
2. Aspek pendekatan pengajaran
3. Aspek pengorganisasian siswa
1. Berikut jenis-jenis metode pengajaran berdasarkan aspek penyampaian pesan, diantaranya yaitu :
a. Metode Ceramah
Penyampaian materi pelajaran secara lisan atau lewat kegiatan berbicara. Sementara itu siswa mendengarkan dengan tertib dan sekali-sekali mereka membuat catatan. Di dalam metode ceramah, guru juga dapat menggunakan alat-alat seperti papan tulis dan kapur.
b. Metode Tanya jawab
Metode penyampaian pelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan harus dijawab oleh siswa pada waktu itu juga. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tersebut sifatnya membimbing siswa.
c. Metode Demonstrasi
Pada umumnya demonstrasi merupakan proses belajar mengajar dimana guru memperlihatkan sesuatu / obyeknya secara langsung. Metode ini efektif untuk membantu para siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : ”Bagaimana cara membuatnya?”, ”Terdiri dari bahan apa?”, ”Bagaimana proses mengerjakannya ?”.
d. Metode Eksperimen
Metode ekperimen atau metode percobaan adalah suatu cara belajar mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan, menganalisa, membuktikan dan mengalami sensiri obyeknya, serta menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang dialaminya. Siswa juga akan memperoleh pengalaman-pengalaman sendiri lebih banyak dengan eksperimen.
e. Metode Tugas dan Resitasi
1) Metode Tugas adalah suatu cara belajar mengajar dimana guru dengan siswa merencanakan bersama-sama suatu soal, permasalahan atau kegiatan yang harus diselesaikan siswa dalam waktu tertentu.
2) Metode Resitasi adalah disebut juga metode latihan yaitu cara belajar mengajar yang penekanannya kepada pengembangan kemampuan para siswa untuk mengingat dan mengucapkan kembali apa yang pernah mereka terima, atau disebut juga sebagai suatu cara penyajian pelajaran dengan penekanan pada pengulangan secara lisan oleh siswa, dengan menjawab pertanyaan dari guru.
f. Metode Melatih (Drill)
Metode melatih atau metode drill dapat disebut juga metode resitasi, sebab metode-metode tersebut ada kemiripan dan kesamaannya. Metode melatih adalah cara penyampaian pelajaran yang menekankan pada pengulangan secara lisan, tertulis, praktikum, / latihan yang dilakukan siswa dalam mencapai sasaran belajar yang ingin dicapai.
2. Adapun jenis-jenis metode pengajaran berdasarkan aspek pendekatan pengajaran, yaitu :
a. Metode problem solving
Metode ini dalam mengajarkan berbagai mata pelajarannya memusatkan kegiatan pada murid. Jadi berlawanan dengan metode ceramah yang mengutamakan guru, dasar metode ini yaitu mendorong anak didik berfikir secara sistematis dengan menghadapkannya kepada masalah-masalah.
b. Metode discovery dan inquiry
1) Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain : mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelasakan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.
2) Inquiry adalah penyelidikan pengajaran inquiry adalah pengajaran dimana guru dan siswa mempelajari gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa ilmuwan.
c. Metode teknik klasifikasi nilai
Metode teknik klasifikasi nilai adalah metode mengajar dimana guru menolong siswa untuk meneta pkan nilai pilihannya dari sejumlah alternatif nilai yang dihadapinya.
d. Metode simulasi
Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dinaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam, tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.
e. Metode sosio-drama dan roll playing
Perlunya digunakan metode sosiodrama adalah siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Atau dengan roll playing dimana siswa bisa berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial / psikologis itu. Karena itu kedua teknik ini hampir sama, maka dapat digunakan bergantian.
3. Sedangkan jenis-jenis metode pengajaran berdasarkan aspek pengorganisasian siswa adalah :
a. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertantu di luar sekolah untuk mempelajari / menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu ; suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan museum dan sebagainya.
b. Metode Kelompok
Yaitu suatu cara mengajar, dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok a tau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok bekerjasama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh guru disekolah.
d. Metode Workshop atau lokakarya
Bentuk ini sebenarnya merupakan bentuk metode diskusi dengan pengorganisasiannya khusus agar setiap kelompok dapat bekerja secara intensif dan efisien dalam usaha mereka menyelesaikan topik.
e. Metode proyek atau unit
Adalah suatu sistem menyampaikan materi pelajaran yang ditunjukkan pada suatu masalah untuk dipecahkan secara utuh yang memiliki arti tersendiri.
B. Pendekatan
1. Pendekatan Deduktif dan Induktif
a. Pendekatan deduktif adalah pendekatan dari hal yang umum ke hal yang khusus. Contoh : menggunakan hukum atau teorema untuk menyelesaikan kasus.
b. Pendekatan Induktif adalah pendekatan dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian direalisasi ke hal-hal yang bersifat umum, digunakan pada saat metode penemuan. Contoh : a + b = c
b + c = c a + b = b + a
2. Pendekatan Formal dan Non Formal
a. Pendekatan formal adalah pendekatan yang menggunakan dasar-dasar hukum yang jelas. Contoh : cara belajar mendapatkan rumus.
b. Pendekatan non formal adalah pendekatan yang tidak menggunakan dasar-dasar yang jelas.
3. Pendekatan Ekspositorik dan Pendekatan Heuristik
a. Pendekatan Ekspositorik
Adalah pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan ”telah siap” (telah diolah secara tuntas oleh guru sebelum disampaikan).
b. Pendekatan Heuristik
Adalah pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan siap (telah diolah secara tuntas oleh siswa)
4. Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP)
Pendekatan ketrampilan proses adalah pendekatan yang meningkatkan keaktifan siswa. Contoh : CBSA (Cara belajar siswa aktif)
5. Pendekatan Spiral
Pendekatan spiral adalah pendekatan dalam menyampaikan materi penyajiaanya dimulai dari materi yang sederhana kemudian diulang dan kemudian berubah menjadi komplek dan bersifat abstrak.
6. Pendekatan Open Ended
Pendekatan open ended (luas terbuka)
Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa secara luas dan terbuka untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan menurut cara dan gayanya masing-masing.
(JJ. Hasibuan dan Moedjiono. 1988 : 4 dan 18)
C. Model Pembelajaran
Secara khusus istilah ”midel” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dalam pengertian lain, ”model” juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, istilah ”model” digunakan untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual. Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang dimaksud dengan ”model pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasian pengalaman belajar untuk men capai tujuan belajar tertantu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Joyce dan Weil (1986) mengelompokkan model-model pembelajaran ke dalam empat kategori, yakni :
1. Kelompok Model Pengolahan Informasi atau The Information Processing Family
Model-model belajar mengajar pengolahan informasi pada dasarnya menitik beratkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah, dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
Yang termasuk kelompok ini adalah model :
a. Pencapaian konsep (Concept Attaiment)
b. Berfikir induktif (Inductive Thinking)
c. Latihan Penelitian (Inquiry Training)
d. Pemandu Awal (Aduance Organizers)
e. Memorisasi (Memorization)
f. Pengembangan intelek (Developing Intellec), dan
g. Penelitian ilmiah (Scientific Inquiry)
2. Kelompok Model Personal atau Personal Model
Model personal beranjak dari pandangan kedirian atau Self hood dari individu. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan dapat memahami diri sendiri dengan baik, memikul tanggungjawab untuk pendidikan, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Kelompok Model Personal memusat kan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggungjawab atas tujuannya. Termasuk ke dalam kelompok ioni, model-model belajar menagajar sebagai berikut :
a. Mengajar tanpa arahan (Non Directive Teaching)
b. Sinektiks (Synecticas Model)
c. Latihan Keadaran (Awareness Training), dan
d. Pertemuan kelas (Class Meeting)
3. Kelompok Model Sosial atau Social Models
Menurut Joice dan Weil (1986) kelompok model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerja sama seperti yang dilakukan oleh David dan Koder Jhonson dan kawan-kawan (1974-1981) dan Robert Slavin (1983) telah bekerja sama dengan para dosen untuk mengkaji kemanfaatan dari penggunaan Cooperative Reward atau hadiah yang diberikan atas suatu kerja sama dan struktur tugas kerja sama atau cooperative reward dalam suatu kelompok. Kelompok model ini meliputi:
a. Model investigasi kelompok (group investigation)
b. Model bermain peran (role playing)
c. Model penelitian yurisprudensi (yurisprudential inquiry)
d. Model latihan laboratory (laboratory training)
e. Model penelitian sosial (social science inquiry)
4. Kelompok Model Sistem Perilaku atau Behavioral System
Dasar pemikiran dari kelompok ini adalah sistem komunikasi yang mengoreksi sendiri (selft correttinity communication system) yang memodifikasi perilaku dalam hubungannyb dengan bagaimana tugas-tugas dijalankan dengan sebaik-baiknya. Kelompok model ini meliputi :
a. Model belajar tuntas, pengajaran langsung dari teori belajar sosial (mastering learning, direct ionstruction and social learning theory)
b. Model belajar kontrol diri (learning self-control).
c. Model latihan ketrampilan dan pengembangan konsep (training for skill dan concept development)
Sebagaimana dikemukakan oleh Joyce dan Weill (1986), setiap model belajar mengajar memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Sintaksis
Ialah tahap-tahap kegiatan dari model itu
2. Sistem sosial
Ialah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut.
3. Prinsip reaksi
Ialah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para pelajar, termasuk bagaimana seharusnya pengajar memberikan respon terhadap mereka.
4. Sistem pendukung
Ialah segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut.
5. Dampak instruksional
Ialah hasil belajar yang dicapai langsung dengan mengarahkan para pelajar pada tujuan yang diharapkan.
6. Dampak pengiring
Ialah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar sebagai akibat tercipatanya suasana belajar yang dialami langsung oleh para pelajar tanpa pengarahan langsung dari pengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah N.K, Yumiati Suharto. 1985. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
J.J. Hasibuan, Moedjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.
Toeti Soekamto. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar